Langsung ke konten utama

Unggulan

Sejarah Ida Ratu Gede Serongga Gianyar dan Bagaimana Desa Serongga menjalin tali silahturahmi dengan Desa Adat lain

    Berbagai cara desa adat di Bali menjalin hubungan baik entah dengan desa tetangga dan lainnya dengan cara tersendiri, namun keunikan lainnya Bali mempunyai cara menjalin hubungan antar desa melalui jalan keRohanian, Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berlandaskan keArifan Lokal.. seperti Desa Serongga Gianyar yang selama ratusan tahun dan hingga kini mengikat tali silahturahmi secara emosional melalui Kepercayaan thdp Tuhan YME, masyarakat mengenangnya melalui sejarah panjang yg diceritakan secara turun menurun kepada anak cucunya,, Serongga mempunyai jalinan Cinta Kasih dgn Desa Tojan Klungkung, Angganing Puri Siangan Gianyar, Desa Lebih dan Desa Tedung Gianyar serta Pasewitraan dgn Desa Tusan Klungkung yang di ikat semua dalam wujud Pasemetonan Ida Bhatara Petapakan, ada pun kepercayaan lokal yang berlandaskan keArifan Lokal masyarakat Desa Serongga mempercayai hal sebagai berikut. 1. Ida Bhatara Ratu Lingsir Pura Penataran Taman Sari Tojan Klungkung, pinaka Ida Bh...

Rangda Sebagai Sanghyang Aji Rimrim

        Disebutkan dalam berbagai lontar, bahwa Rangda diidentikan dengan Sanghyang aji Rimrim sebagai penguasa atas segala kegelapan. Hal ini terkadang memunculkan pandangan bahwa Rangda adalah penguasa kejahatan karena menguasai kegelapan. Namun pandangan yang demikian sekiranya terlalu mainstream. Kegelapan dalam hal ini dapat ditafsirkan adalah “mengatasi kegelapan”. Artinya, terang tidak akan terlihat ternag jika tidak ditempat yang gelap. Dengan kata lain, lampu tidak akan bercahaya jika tidak di tempat yang gelap. Jadi, penguasa kegelapan di sini bukan raja kejahatan tetapi penguasa kegelapan dan berada disebrang kegelapan, yakni terang dalam cahaya keagungan.

    Rangda sebagai Sanghyang Aji Rimrim adalah terang itu sendiri dan berada pada tempat yang rahasia. Oleh karena itu, manusia yang biasa tidak akan mampu menembus tempat yang rahasia tersebut. Sesungguhnya, bagi mereka yang mengetahui, tempat itu bukan gelap, tetapi sangat terang dimana sumber kecerdasan alam semesta tersimpan. Siapa yang dapat memecahkan rahasia tersebut dan mengetahui tempat rahasia tersebut, maka orang tersebut benar-benar sakti mawisesa, jangankan para bhuta bahkan para dewa pun akan dapat ditundukan.

Sumber Foto : Dadock Antam


    Berdasarkan hal tersebut, Rangda sebagai sosok terang disimbolkan “surya Kembar” sehingga Rangda adalah kekuatan kelima indra yang mampu menerangkan kehidupan. Sesungguhnya surya kembar tersebut adalah simbol terangnya lapangan pengetahuan. Dengan pengetahuan maka manusia dapat membersihkan jiwanya dengan baik. Dimulai dari keseimbangan pikiran, baik ditingkat sadar dan tingkat bawah sadar. Dengan demikian, Rangda sesungguhnya menjauhkan dirinya dengan hal-hal yang berbau kegelapan. Namun demikian, bukan berarti kegelapan tidak ada padanya. “dipetenge ade galang, digalange ade peteng” (didalam gelap ada terang, di dalam terang ada gelap) mungkin hal tersebut dapat menjadi sebuah penggambaran Beliau sebagai “Ibu Semesta”. Demikian agungnya makna Rangda dan Barong, sekiranya tidak pantas kita “campah” atau “nyampahang” simbol suci tersebut.

sumber literasi : Keberadaan Barong dan Rangda dalam dinamika religius masyarakat Hindu Bali

Komentar